Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana: Adaptabilitas dan Fleksibilitas Penting Dimasa Pandemi

Foto: Dok. Pribadi
Foto: Dok. Pribadi

Jakarta, Penaberita.id—Pandemi Covid-19 secara langsung memberikan dampak terhadap hidup dan kehidupan, termasuk dalam berkesenian dan berkebudayaan. Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana mengungkapkan, adaptasi dan fleksibilitas menjadi hal yang sangat penting dimasa pandemi.

Oleh sebab itu, dimasa pandemi ini, pihaknya terus melakukan proses-proses pemulihan kepada para pekerja atau pegiat seni yang selama dua tahun terakhir terdampak Covid-19. Sebab secara tidak langsung wabah ini mengubah tatanilai, kebiasaan juga berubah dan berdampak juga pada aktivitas, termasuk berdampak pada upaya pelestarian seni dan budaya.

“Akibat pandemi ini ada tatanilai, kebiasaan yang berubah. Meski demikian, saya mengajak setiap kita, khususnya para pekerja dan pegiat seni agar beradaptasi dan fleksibel dimasa pandami ini,” ungkapnya saat diwawancara di ruang kerjanya belum lama ini.

Dijelaskan Iwan,  di dalam pokok-pokok pikiran kebudayaan daerah yang baru, diketahui bahwa, akibat pandemi, sebanyak  39 persen jenis tarian kita tidak terawat, bahkan terancam punah. Mestinya rutin dilatih, ada regenerasi, ada pelatihan dan pembinaan, tapi karena pandemi otomatis berdampak terhadap upaya pelestarian seni dan budaya.

“Oleh sebab itu harus ada strategi bisnis yang baik di bidang seni budaya dimasa pandemi  atau pascapandemi,” jelasnya.

Beberapa diantaranya dengan melakukan penelitian atau mengkaji lebih jauh terkait kebutuhan-kebutuhan dari karya seni. Sehingga bisa mengetahui strategi bisnis yang akan dilakukan, misalnya bekerjasama dengan platform e-comerce untuk perupa. Yang mana pada saat pandemi, mereka tetap berkarya namun tidak bisa keluar rumah.

Para pekerja dan pegiat seni ini selanjutnya diberikan pelatihan untuk belajar, bagaimana memotret dan memasarkan produknya kepada publik. Kemudian memperkenalkan produk atau jasa yang dimiliki dengan atau melalui live youtube, semuanya diberikan konsultasi secara gratis.

Konkretnya, lanjut Iwan, para pekerja dan pegiat seni ini harus memahami bagaimana beradaptasi dan fleksibel terhadap kondisi ini. Namun tingkat kemampuan setiap individu maupun lembaga/komunitas kesenian tidak sama dalam menerima situasi pandemi ini.

Sehingga perlu diberikan perhatian kepada pekerja seni dengan memberikan fasilitas yang terbaik, memberikan dispensasi terhadap kegiatan kesenian, tidak perlu banyak pembiayaan, dan jika perlu digratiskan. Tujuannya untuk memberikan serta membangkitkan rasa percaya diri dari para pegiat atau pekerja seni.

“Jadi yang kami lakukan memberikan fasilitas, memberikan stimulan kepada para pekerja dan pegiat seni untuk tetap bisa melakukan pekerjaan ekspresi kesenian, aktivitas berkebudayaan sesuai dengan pakem-pakem tradisi yang mereka anut, itu tugas kita,” tuntasnya.*** Frans P