Tahun Ini, Kemendikbudristek Kembali Gelar Apresiasi Film Indonesia

Tambahkan Caption pada image dan akan tampil di kolom ini.

Jakarta, Penaberita.id–Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi terus melakukan berbagai upaya dalam memperkuat eksosistem perfilman Indonesia sebagai bagian dari upaya Pemajuan Kebudayaan. Salah satunya adalah dengan Kembali menggelar program Apresiasi Film Indonesia (AFI). Program ini merupakan kerjasama Kemendikbudristek dengan Cinema Poetica dan Rangkai.id dalam komitmen memperkuat ekosistem perfilman Indonesia yang dilakukan dengan upaya merekam keragaman dan kekayaan bentuk sinema, khususnya komunitas film di Indonesia yang telah dilakukan sejak tahun 2022.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, menuturkan, program AFI ini merupakan program yang sangat penting dalam menelusuri akar dan ranting budaya sinema Indonesia. Menurutnya, penelitian hingga pengembangan program yang dilakukan tahun ini dilakukan guna semakin memperkuat ekosistem perfilman Indonesia yang salah satunya dapat dimulai dari komunitas film di daerah-daerah Indonesia.

“Dan kita juga dapat mengetahui serta bersama-sama mencari solusi terhadap berbagai permasalahan maupun tantangan perfilman yang ada di daerah,” tuturnya Hilmar di Jakarta belum lama ini.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ahmad Mahendra menilai, program ini juga bermanfaat dalam memberi wawasan mengenai kegiatan produksi serta ekshibisi film di tingkat lokal maupun di luar industri.

“Program ini juga dapat membuat kita semua tahu mengenai kegiatan produksi, ekshibisi, hingga tantangan yang dihadapi oleh komunitas film. Ini membuat kami akan terus konsisten untuk melakukannya,”

Pelaksanaan program AFI 2023 sendiri akan dilakukan dengan berbagai perluasan program, antara lain berupa pelatihan film pitching, manajemen ekshibisi/festival film, pelatihan naskah, pemetaan ekosistem film lokal hingga menghubungkan dengan berbagai program Kemendikbudristek sebagai tindak lanjut AFI 2022.

Kegiatan ini telah dilakukan di beberapa kota, antara lain Balikpapan, Banda Aceh, Bandung, Denpasar, Kupang, Makassar, Medan, Purbalingga, Semarang, dan Surabaya. Dari kesepuluh kota tersebut kemudian terpilih 3 kota prioritas, yaitu Balikpapan, Banda Aceh, dan Kupang yang dipilih berdasarkan amatan terkait potensi tumbuh kembang besar bagi ekosistem lokal.

Namun belum tergarap secara maksimal
serta peran keterlibatan pemerintah lokal terhadap komunitas. Sedangkan Malang, Jambi, Singkawang, Sumbawa dan Palu akan menjadi fokus AFI 2023. *** Frans P