Stop Impor ! BBPPMPV BMTI dan Pendidikan Vokasi produksi Ship Simulator berkualitas dan Murah

Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto operasikan ship simulator karya vokasi
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto operasikan ship simulator karya vokasi

Cimahi, Penaberita.id – Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama SMKN 1 Mundu Kabupaten Cirebon serta Perguruan Tinggi Vokasi berhasil memproduksi ship simulator (alat simulasi kemudi kapal digital) buatan anak bangsa.

Kinerja dan kualitas ship simulator buatan dalam negeri itu memiliki keunggulan kompetitif dengan produk asing yang selama ini diimpor untuk kebutuhan pendidikan vokasi dan dunia industri, selain itu harganya 50 persen lebih murah dan sudah masuk dalam e-katalog nasional.

Hal itu dikemukakan Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto yang didampingi Kepala BBPPMPV BMTI, Supriyono pada Launching Ship Simulator Karya Vokasi bertema ‘Mengapa Harus Impor Ship Simulator, Kalau Vokasi Bisa Produksi Sendiri’ bertempat di Bale Binangkit BBPPMPV BMTI, Jl. Pesantren, Cibabat Kota Cimahi, Jumat (27/05/2022).

Flayer Lauching Ship Simulator Karya Vokasi

Wikan Sakarinto berharap impor dapat dihentikan pasalnya pihaknya telah menghadirkan ship simulator dalam negeri.

“Akhirnya kini ship simulator buatan dalam negeri kita ini dengan performance dan kualitas yang enggak kalah, harganya lebih murah 50 persennya, enggak sampai Rp 2,35 miliar,” kata Wikan.

Menurutnya, ship simulator produksi dalam negeri melalui riset selama setahun, lebih singkat dari riset sejenis yang memakan waktu empat tahun.

“Kita membangun ini selama satu tahun riset dan akan terus berkembang sehingga kualitasnya terus membaik,” ujarnya.

Wikan menegaskan ship simulator siap dipasarkan di masyarakat membuktikan keberhasilan dunia pendidikan vokasi, riset yang menjadi produk dan dihilirkan ke masyarakat.

Kepala BBPPMPV-BMTI Supriyono menyatakan pengembangan ship simulator berdasarkan peluang yang dibaca pelajar vokasi, yakni kebutuhan transportasi kelautan di Indonesia sangat besar.

Karenanya sekolah pelayaran atau program studi pelayaran di dalam negeri tak lagi mengimpor ship simulator luar negeri, melainkan menggunakan ship simulator buatan anak bangsa.

Menurutnya ship simulator telah masuk dalam e-katalog nasional dan dapat dipesan instansi yang membutuhkan.

“Ini berkah untuk kita, ship (simulator) ini sudah disubmit di e-katalog nasional dan Senin besok, 30 Mei di Jakarta Convention Center (JCC),” imbuh Supriyono.

“Semoga vokasi makin jaya dan saya yakin ship simulator ini bisa memenuhi kebutuhan industri dengan kualitas yang terbaik,” tandasnya. *jk*

Editor: Jumadi Kusuma