Jakarta, Penaberita.id—Banyak cara yang bisa dilakukan oleh pemerintah dalam memperingati maupun memaknai Hari Pahlawan yang jatuh setiap tanggal 10 November. Untuk peringatan Hari Pahlawan tahun 2021 ini, Pemerhati Sosial dan Ekonomi, I Made Suprateka menyampaikan, bahwa di zaman sekarang ini, semua masyarakat bisa menjadi pahlawan.
“Di zaman dan di massa Pandemi Covid-19 ini, setiap kita masyarakat bisa menjadi pahlawan untuk diri sendiri dan orang banyak,” ungkap I Made Suprateka, Pemerhati Sosial dan Ekonomi, saat diwawancara dikediamannya di Jakarta Timur belum lama ini.
Lebih lanjut ia menjelaskan, jika pada massa penjajahan para pahlawan kita mengangkat senjata untuk merebut kemerdekaan, di zaman sekarang, terlebih-lebih di massa pandemi ini kita bisa menjadi pahlawan dengan tetap menjaga protokol kesehatan secara ketat, tidak menyebarkan berita bohong (hoax) dan saling menolong antarsesama juga sudah bisa disebut sebagai pahlawan, terutama untuk diri sendiri dan keluarga termasuk untuk banyak orang.
Selain itu, penting bagi kita (masyarakat Indonesia dan emerintah) untuk membangun aura positif khususnya bagi saudara-saudara kita yang bekerja di sektor informal, seperti pedagang, seniman, pengerajin dan masih banyak lainnya. Sebab, para pekerja di sekotor informal ini juga ‘tiarap’ akibat pandemi ini. Salah satunya denga terus memberikan semangat agar tetap membangun ekonomi rumah tangganya dengan cara menjembatani segala kemungkinan dan peluang termasuk membantu untuk mempromosikan usahanya.
Contohnya, selain menyalurkan bantuan materi, pemerintah pusat maupun daerah, melalui lembaga, departemen dan dinas-dinasnya bisa melibatkan para bengkel-bengkel kecil untuk melakukan perawatan/pemeliharaan (maintenance) atau sekedar mengganti oli kendaraan dinasnya. Sedangkan termasuk para masyarakat informal ekonomi mampu termasuk para provider telekomunikasi bisa membantu pelaku-pelaku UMKM untuk mempromosikan barang dagangan atau karya-karyanya agar tetap survive. Termasuk melibatkan bengkel-bengkel kecil dalam hal uji emisi.
Cara lain, ketika berbelanja, jika selisih hanya seribu, dua ribu atau lima ribu jangan ditawar sebab jika demikian tidak membuat kita miskin. Ada dua hal yang dicapai dengan cara itu, pertama bisa membantu, kedua kita tetap menjaga harkat dan martabat mereka sebab kita tidak memberikan secara cuma-cuma. Kita juga bisa rajin-rajin syukuran dengan mengajak makan atau mengirim nasi kotak ke panti asuhan.
“Dengan demikian, pemerintah maupun masyarakat ekonomi mampu tidak sekedar memberikan materi tapi juga semacam solusi atas situasi,” jelasnya.
Tidak Boleh Lengah
Terkait penyebaran wabah Covid-19 yang mulai meredah, I Made Suprateka juga menyampaikan, pemerintah maupun masyarakat tidak boleh lengah. Jika berkunjung ke tempat-tempat wisata, protokol kesehatan secara ketat tetap diterapkan. Tidak hanya itu, agenda-agenda politik yang bersifat massal tolong diredakan agar jangan sampai menimbulkan kluster-kluster baru, sampai benar-benar melewati massa-massa ini lebih baik. Sebagai misal, negara-negara yang ada di benua Eropa yang terkaget-kaget kemudian, sebab mereka merasa sudah selesai, ternyata meningkat lagi, karena ada kelengahan.
“Saya juga meyakinkan pada masyarakat, bahwa apa yang dilakukan pemerintah dalam penanganan pandemi ini adalah hal yang paling baik, sebab negara kita melakukan balancing, dengan menjaga pertumbuhan ekonomi di masyarakat kecil sambil tetap menekan penyebaran pandemi. Dan hasilnya Indonesia bisa disebut sebagai negara percontohan dalam menekan penyebaran pandemi,” tuturnya.
Ia juga mengingatkan, agar pemerintah dan setiap masyarakat tetap menjaga diri, meski pandemi sudah meredah, Jakarta berada dalam level satu, terlebih mau menjelang akhir tahun agar tidak mudik dulu dan melakukan euphoria berlebihan.
“Saya tetap mendukung pemerintah dalam konstektual mencegah penyebaran Covid-19. Saya rasa, kalau kita tidak bertemu dengan keluarga atau orang tua di kampung di tengah pandemi seperti sekarang ini bisa dimaklumi. Dan bisa diatasi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi seperti dengan maraknya media sosial, video call yang bisa dimanfaatkan untuk bersilahturahmi dan melepas rindu. Begitu juga ketika kita punya rejeki dan ingin memberikan kepada orang tua atau keluarga bisa disalurkan melalui bank, karena sekarang banking system kita juga sudah mulai baik,” tandasnya.*** Frans P.
.
.