Melda Imanuela: Peringatan Hari Ibu Bukan Sebatas Selebrasi

Melda Imanuela: Peringatan Hari Ibu Bukan Sebatas Selebrasi
Melda Imanuela: Peringatan Hari Ibu Bukan Sebatas Selebrasi

Jakarta, Penaberita.id— Melalui Dekrit Presiden Nomor 316 Tahun 1959, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu yang dirayakan atau diperingati secara nasional. Sejak saat itu, hingga sekarang, masyarakat Indonesia merayakannya.

Terkait perayaan Hari Ibu tersebut, Sekretaris DPC PA GMNI Jakarta Selatan, Melda Imanuela mengatakan, peringatan hari ibu bukan sebatas selebrasi semata. Di zaman sekarang, terlebih banyaknya tindak kekerasan terhadap perempuan, pelecehan seksual serta berbagai persoalan lainnya, peringatan Hari Ibu tahun ini sudah sepatutnya dijadikan sebagai momentum untuk refleksi bersama sebagai gerakan bersama.

“Artinya, peringatan Hari Ibu tahun ini bukanlah sebatas selebrasi, melainkan sebagai refleksi bersama sebagai gerakan bersama untuk mewujudkan keadilan sosial seperti yang tercantum dalam sila kelima Pancasila,” kata Melda Imanuela, Senin (20/12).

Lebih lanjut, aktivis perempuan yang tergabung dalam Koalisi Perempuan Indonesia ini menjelaskan, keadilan yang dimaksud adalah keadilan merata dirasakan semua orang tanpa memandang jenis kelaminnya dan gendernya. Tidak ada kekerasan seksual berbasis gender dan pemenuhan hak-haknya sebagai manusia.

Hal itu bisa tercapai salah satunya dengan menetapkan Rancangan Undang-undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS) menjadi UU TPKS. Dengan ini penegak hukum mulai memiliki perspektif perlindungan korban kekerasan seksual. Dalam hal penegakkan hukum terhadap pelaku kekerasan seksual harus tegas tidak tumpul dibawah. Karena kekerasan seksual merupakan kejahatan kemanusiaan.

Selain itu, untuk meminimalisir pelecehan seksual terhadap perempuan termasuk pada anak-anak, pemerintah maupun orang tua harus senantiasa memberikan pendidikan seks sejak dini. Sebab, kekerasan seksual terjadi bukan karena pakaiannya, tapi soal kesempatan dan niat  pelakunya ini menandakan isi kepalanya untuk mengontrol diri.

“Pendidikan seks sedari dini ini menjadi penting sebagai langkah pencegahan atau antsipatif terhadap kemungkinan terjadinya kekerasan seksual,” jelasnya.

Melda berharap, perayaan Hari Ibu tahun 2021 ini perempuan jangan melupakan sejarah pergerakan perempuan Indonesia dimana pejuang dan tokoh perempuan dimasa lalu sudah memiliki pemikiran yang visioner tentang persoalan perempuan dan kebangsaan.

Mengutip kata Soekarno; Ikut-sertanya wanita dalam perjoangan kita itu akan pasti membawa perjoangan kita kepada kemenangan. Sebab tidak ada satu perjoangan masyarakat dapat mencapai tujuan masyarakatnya, selama tidak seluruh kelas yang menjalankan perjoangan itu ikut serta dalam perjoangan itu. Kerena itulah, maka pesan kita kepada wanita buruh adalah singkat dan jelas: Ketahuilah tujuanmu, jalankanlah perjoanganmu itu dengan ulet, bersatu-padulah dengan kawan-kawan kita laki-laki. Terutama sekali: berhati beranilah! Tiada perjoangan pernah mencapai kemenangan, jika tidak dengan senjata keberanian hati”…( Sarinah karya Bung Karno, 1947).

“Untuk itu, perempuan harus ikut serta dalam persoalan kebangsaan bukan hanya soal hak perempuan itu sendiri. Gotong royong mewujudkan bangsa yang beradab dan berkeadilan menciptakan rumah bersama yang ramah lingkungan,  ramah untuk penyandang disabilitas, ramah untuk perempuan dan anak tanpa kekerasan seksual berbasis gender,” pungkasnya.

Penulis: Frans P
Foto: Dok. Pribadi