Kenang Seabad Chairil Anwar, Rahayu Saraswati: Kuasa Puisi Sedang Naik Lagi

Tambahkan Caption pada image dan akan tampil di kolom ini.

Jakarta, Penaberita.id–Siang itu, Minggu (29/5), Rahayu Saraswati Dhirakanya Djojohadikusumo bersama para sastrawan tampak berkumpul di Tebet Eco Park. Tidak hanya seniman dan sastrawan, para warga yang sedang asyik bertamasya di Tebet Eco Park pun merasa tertarik dengan gelegar pembacaan puisi dari para penyair atawa sastrawan serta genjreng gitar dari para pemusik yang memainkan musikalisasi puisi.

Terkait hal itu, Rahayu Saraswati Dhirakanya Djojohadikusumo mengatakan, jika melihat sisi puisi seperti puisi, tentu terlihat akan seperti berkurang. Maksudnya, seniman-seniman atawa mereka yang penulis puisi menyampaikan kegelisahan. Sebenarnya masih ada seperti itu, tapi berkurang.

“Tapi pada sisi lainnya, sebenarnya kuasa puisi itu sedang naik lagi,” katanya di tengah tengah acara peringatan Seabad Chairil Anwar di Tebet Eco Park belum lama ini.

Lebih lanjut, Mba Saras (panggilan akrabnya) menjelaskan, kuasa puisi yang sedang naik itu salah satunya ditandai dengan budaya berpantun di politik yang sedang kencang-kencangnya.

Salah satu contohnya di organisasi di mana ia menjadi ketua umumnya. Katanya, bahkan ada guyonan: Kalau ada Ketum, harus bisa berpantun, itu ditetapkan dari Ketum sebelumnya, dia hobi berpantun. Pernah suatu ketika, di salah satu sambutan, dari awal sampai akhir berpantun. Itu kan puisi sebenarnya.

“Jadi itu merupakan salah satu cara, ayo berpuisilah. Ayo menyampaikan dengan cara tidak perlu banyak kata, tapi orang bisa melihat, memahami dan memaknainya,” jelasnya.

Bahkan, aktivis, politikus, aktris serta presenter ini juga menyebutkan, dengan puisi seseorang bisa menyampaikan sesuatu yang sensitif atawa serius dalam kemasan yang bisa diterima, yang bisa ditelan, yang bukan menggurui tapi dibawakannya dengan jenaka, dengan enak.

“Sebab ini ada unsur jenakanya juga,” tuntasnya.

Hadir juga dalam perhelatan itu, Jose Rizal Manua, Imam Ma’arif, Romo Marthin, Octavianus Masheka serta sederet penyair dan seniman lainnya.*** Frans P