Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta bersama PT Food Station Tjipinang Jaya panen padi di areal persawahan Desa Kutajaya, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Panen bersama ini diikuti, Komisaris Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Mayjen TNI (Purn) Abdul Rahman Kadir; Komisaris anggota, Nurfitria Farhana; dan Ahmad Ridwan Dalimunte.
Kemudian, Direktur Operasional dan Bisnis, Andre Maulana; dan Direktur Keuangan, Budi Santoso.
Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihadi Wiraryo menuturkan, panen padi di Karawang ini merupakan bentuk kolaborasi untuk memenuhi kebutuhan pangan di Jakarta.
“Di sini kami menjalin kerja sama kontrak farming dengan Koperasi Produsen Hurip Tani Mandiri dengan luas garapan sawah mencapai 500 hektare,” tuturnya, Kamis (12/5).
Pamrihadi mengungkapkan, ke depan pihaknya akan terus lebih banyak membantu petani. Termasuk, mengenalkan teknologi budi daya pertanian tanpa menggunakan pupuk berbahan kimia.
Salah satunya mengoptimalkan penggunaan pupuk extragen dan komsah.
“Saya berharap dari penggunaan pupuk ini produktivitas pertanian akan meningkat dari lima ton per haktare menjadi tujuh sampai delapan ton per hektare,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, melalui penggunaan pupuk organik ini diharapkan kesuburan tanah akan lebih terjaga dan hasil panen bisa meningkat.
“Saat ini petani di sini masih menggunakan pupuk berbahan kimia. Sehingga, tanahnya banyak yang mengering,” jelasnya.
Pamrihadi menambahkan, melalui kerja sama dengan PT Food Station Tjipinang Jaya, kelompok tani (poktan) akan mendapatkan kepastian pemasaran hasil panen.
“Poktan bisa memberikan garansi kepada para petani bahwa hasil panen pasti sudah ada yang membeli, ada off taker. Paling penting terhindar dari tengkulak,” tambahnya.
Terkait hal itu, Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Ismail mengatakan, kolaborasi antara PT Food Station Tjipinang Jaya dengan petani di daerah penghasil, baik melalui Poktan maupun koperasi sudah sangat baik.
“Hari ini, kami ingin melihat langsung proses panjang upaya menjaga ketahanan pangan di Jakarta. Saya menilai sudah sangat tepat upaya yang dilakukan Food Station dengan melakukan penguatan kerja sama di hulu, langsung ke petani di daerah penghasil,” katanya.
Menurut Ismail, fokus perhatiannya, persiapan sebelum masa tanam. Kemudian proses penanaman untuk mengahasilkan yang terbaik. Terakhir adalah pascapanen.
“Ketiga hal ini sudah dilakukan, sehingga bisa menjaga ketahanan pangan di DKI,” ujarnya.
Katanya, salah satu permasalahan petani, yakni pascapanen dimana harga jual sangat rendah atau dipermainkan. Sehingga, para petani itu terpaksa menjual dengan harga apa adanya.
“Melalui kerja sama dengan Food Station bisa mengatasi persoalan ini karena ada jaminan pembelian dengan harga yang sesuai, tidak merugikan petani. Sehingga, mereka bisa semakin sejahtera,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Koperasi Produsen Hurip Tani Mandiri, Lutfi Lukmana mengaku sangat senang dengan adanya jalinan kerja sama dengan PT Food Station Tjipinang Jaya.
“Kami merasa lebih tenang dan bisa menikmati hasil bertani dengan lebih baik. Harapannya Food Station bisa membantu untuk penerapan teknologi modern dalam pertanian. Kita siap mengaplikasikan,” tuntasnya. *** Frans P