Jakarta, Penaberita.id—Setelah 50 tahun penetapan istilah Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD), yakni sejak 16 Agustus 1972 hingga 2022, kini Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kemendikbud Ristek, secara resmi kembali meluncurkan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) edisi V, di Aula Sasadu, Kantor Badan Bahasa, Rawamangun, Jakarta, Kamis (18/8). Dalam kesempatan tersebut juga diluncurkan tema dan logo Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminudin Aziz mengatakan, pesatnya perkembangan bahasa Indonesia merupakan konsekuensi logis dari cairnya batas-batas wilayah akibat cairnya perkembangan teknologi informasi yang memengaruhi komunikasi verbal yang terjadi antarpengguna bahasa.
Fenomena kebahasaan yang timbul akibat kontak bahasa yang makin intensif itu memerlukan penanganan yang sistematis dalam bentuk kaidah kebahasaan yang lebih adaptif, responsif dan akomodatif. Sebab, melalui hal itu pengguna bahasa dapat mengekspresikan pemikiran, ide dan perasaan dengan lebih tertib, baik dan terarah.
“Untuk EYD edisi V ini, secara keseluruhan perubahannya lebih dari 50 persen. Perubahannya meliputi penambahan kaidah baru, perubahan kaidah yang telah ada, perubahan redaksi, pemindahan kaidah, penghapusan kaidah, perubahan contoh, dan perubahan tata cara penyajian isi,” ungkap mantan Wakil Rektor Bidang Akademik, Pengembangan, dan Hubungan Internasional, UPI, Kamis (18/8).
Mantan Atase Pendidikan dan Kebudayaan, KBRI London ini menjelaskan, pihaknya juga menerbitkan EYD kedalam sebuah aplikasi yang dapat diakses di ejaan.kemdikbud.go.id. Hal tersebut dilakukan untuk penyebarluasan jangkauan serta untuk memudahkan masyarakat dalam mengaksesnya.
“Yang jelas, peluncuran ini sebagai bentuk komitmen Badan Bahasa dalam memberikan layanan kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman,” jelasnya.

Terkait tema dan logo Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII, Aminudin Aziz menuturkan, Kongres Bahasa Indonesia XII akan dilaksanakan pada tahun 2023 mendatang dengan slogan Adibasa, Adiwangsa yang diwujudkan dalam tema, Literasi dalam Kebinekaan untuk Kemajuan Bangsa.
“Tema ini mengandung makna penguatan literasi baca – tulis perlu ditumbuhkan dari kesadaran tentang kebinekaan yang menjadi fakta keindonesiaan yang beragam adat istiadat, suku bangsa, bahasa dan agama,” tandasnya.*** Frans P