Co-Founder Gerakan TurunTangan, M. Chozin Amirullah: Melalui Gerakan Ini Kita Ingin Membentuk Pemimpin yang Bukan Karbitan

Foto: Dok. Pribadi
Foto: Dok. Pribadi

Waktu itu, Rabu (23/2), senja jatuh di langit selatan Jakarta. Di tengah kesibukannya, sembari menyeruput secangkir kopi, co-Founder Gerakan TurunTangan, M. Chozin Amirullah menyempatkan diri bercakap-cakap dengan jurnalis Penaberita.id, Frans P.

Dalam percakapan tersebut, Mas Chozin (panggilan akrab jurnalis) banyak bercerita tentang konsep dan gagasan awal tentang bagaimana Gerakan TurunTangan tersebut dibentuk serta eksis hingga sekarang.

Lantas, bagaimana gerakan ini terbentuk, sudah tersebar di berapa wilayah, seperti apa cara kerjanya dan apa tujuan serta harapan dari gerakan ini. Berikut petikanpercakapannya:

Gerakan TurunTangan ini kapan dibentuknya dan apa ide awalnya?

Gerakan TurunTangan berdiri pada September 2013. Ide awalnya adalah kita ingin  mengajak anak-anak muda untuk terbiasa aktif terlibat menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakat di sekelilingnya. Jadi, kalau ada permasalahan jangan hanya urun angan, tapi turun tangan untuk mencari solusinya. Baik skala paling kecil maupun skala kebangsaan, nasional tergantung dengan kapasitas masing-masing.

Misal masalahnya seperti apa?

Misalnya masalah yang paling kecil, sesederhana kalau di jalan ketemu ada hal yang tidak sesuai aturan, bantu untuk diselesaikan.Atau untuk persoalan sampah di rumah dan itu menjadi masalah, maka harus dibantu. Sederhananya, diselesaikan dengan memilah sampah, kemudian sampah organiknya diolah, dijadikan pupuk. Atau di jalan, ditilang dan diminta uang di tempat, bagaimana kalau dendanya dijalankan sesuai prosedur.

Kalau dalam skala besar?

Kalau dalam skala yang besar, mengorganisir orang untuk berbuat hal-hal yang baik. Misalnya, gerakan kebersihan, gerakan pendidikan, gerakan lingkungan, gerakan mengurangi emisi, bahkan gerakan politik. Jadi, kita juga ingin orang-orang yang baik itulah yang duduk dalam posisi-posisi politik yang strategis.

Kenapa harus begitu?

Karena politik punya dampak yang besar terhadap kehidupan masyarakat. Mereka yang pegang tandatangan itu adalah orang baik atau para politisi yang baik. Maka, syarat kalau bangsa ini mau baik, ya, yang memegang otoritas itu harus orang-orang baik.

Bagaimana cara melihat atau mengetahui bahwa orang itu baik?

Cara yang paling mudah untuk mencari orang baik dengan melihat track record-nya. Apakah dia selama ini berintegritas, berpihak terhadap masyarakat kecil, apakah suka mengurusi kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan lain sebagainya, itu mudah untuk diketahui.

Tidak selamanya niat baik ketemu dengan niat dan orang baik. Pernah tidak dialami oleh teman-teman gerakan TurunTangan?

Itulah sebabnya kenapa gerakan ini tidak kita identifikasi dengan organisasi, dan memangTurunTanganini bukan sebuah organisasi, seperti ormas ataupun model-model organisasi terstruktur lainnya. TurunTangan itu polanya gerakan, movement. Nah, kalau gerakanunstructured, tapi organized.

Gerakan TurunTangan ini polanya gerakan. Relawan yang tidak dibebankan hierarki secara khusus, tetapi mereka diwajibkan berkolaborasi satu sama lain, bekerja dan bergerak secara bersama-sama. Jadi, kalau tadi ada tantangan, ancaman, tekanan itu ada pada yang terancam.

Kalau ini polanya adalah gerakan maka cara kerjanya seperti apa?

Maka, cara-cara yang dilakukan adalah dengan mengedepankan kreativitas, dan sangat fleksibel serta tidak harus pakai simbol Gerakan TurunTangan. Tapi bisa pakai nama apa saja. Yang penting, substansi gagasannya terwujud. Kalau misalnya harus muncul dengan nama A, maka dia harus nama A, kalau harus muncul dengan nama B, maka dia harus nama B. Jadi, tidak selalu muncul dengan logo TurunTangan.

Sekarang Gerakan TurunTangan sudah memiliki berapa cabang atau sebarannya sudah sebanyak apa?

Sekarang Gerakan TurunTangan ini sudah ada di 70 kota. Sebenarnya kalau akumulasi dengan modelsubscribepada 2014, jumlahnya sudah ada 50 ribu subscriber melalui website. Akan tetapi, yang subscriber itu belum tentu yang aktif dan yang aktif ini belum tentu juga yang hari demi harinya aktif. Yang hari demi hari aktif ini belum tentu ada di posisi inti sebagai penanggungjawab. Namun, di gerakan ini tidak ada struktur rigit begitu.

Kalau yang aktif banget itu setiap kota berbeda-beda. Ada yang aktif 20 orang, 50 orang,  seratus orang, tergantung, jumlahnya naik-turun juga. Dan bergantung pada leadership setempat. Namun, masing-masing ini pola kerjanya tidak terlalu mengandalkan membership. Misalnya di suatu gerakan yang berpengaruh di kota itu, sehingga yang tergerak banyak, tetapi TurunTangan hanya beberapa orang yang menjadi inti. Dari 70 kota, yang belum ada di Kalimantan Utara (Kaltara). Kalau di Papua justru sudah ada.

Contohnya di kota mana?

Contohnya, di Banjarmasin, namanya Gerakan Kaki Kota.Semacam gerakan masyarakat kota yang tergerak terhadap lingkungan, sehingga yang tergerak cukup banyak sampai mendapat dukungan dari berbagai lembaga dan orang. Nah, inti dari gerakan ini adalah anak-anak Gerakan TurunTangan.

Contoh lainnya, di Medan ada sebuah gerakan. Program ini diminati oleh banyak orang, lalu kita inkubasi, setelah itu dia akan menjadi gerakan baru dan menginstitusi.  Misalnya di Medan itu ada namanya Becak Pustaka, sudah berdiri sendiri. Rutin bahkan sudah bisa mengadakan motor roda tiganya. Dapat dukungan dari CSR, dan saat ini sudah berjalan dengan sendirinya. Koor inti dari TurunTangan hanya beberapa orang yang mengawal dan mereka sudah punya recruitment sendiri. Meski demikian di TurunTangan-nya tetap ada regenerasi dan menciptakan inkubasi-inkubasi lain.

Di Jakarta lebih banyak lagi, ada platform digital, kitabisa.com, ada namanya Gandeng Tangan,  ada namanya Generasi Melek Politik, ada namanya WikiDPR, ada Jakarta Maju Bersama (JMB) dan masih banyak lagi. Semua itu adalah gerakan-gerakan yang dibentuk olehTurunTangan. Kurang lebih polanya seperti itu. Jadi,impact atau dampaknya yang lebih dikejar. Bukan jumlahnya.

Apa rumusnya atau Anda omongin apa ke mereka sehingga mereka mau bergabung?

Jadi, sebenarnya anak-anak muda kita punya potensi yang sangat besar. Salah satunya kebutuhan untuk eksis. Perasaan eksis ini penting bagi anak-anak muda terutama generasi milenial. Kemudian anak-anak muda yang tidak memiliki saluran yang baik, ekspresinya kedalam bentuk yang destruktif, seperti kenakalan remaja, narkoba dan yang lain-lain.

Nah, Gerakan TurunTangan ini membidik itu. Jadi, melihat potensi dan energi yang begitu besar dan perasaan untuk eksis di kalangan anak-anak muda ini, kemudian kita sambut dan kita berikan ruangnya untuk disalurkan kepada aktivitas-aktivitas yang positif. Bahkan mereka mau keluar dana sendiri, dengan berbuat itu mereka lebih eksis. Lebih berarti. Dibuat variasi yang sebegitu banyaknya. Mulai dari sektor pendidikan, sosial, sampai kepada sektor pendidikan politik, semuanya ada.

Kemudian anak-anak muda itu masih harus memilih. Awalnya memang persoalan eksistensi, setelah mereka nyaman. Lalu kita buatkan platform atau sistem yang membantu mereka untuk mensistematisasikan saluran ini, sehingga dia bisa lebih eksis lagi dan bahkan punya follower dalam artian, pelan-pelan menjadi leader. Kita punya namanya Akademi Relawan TurunTangan yang membantu dalam menggali potensi diri.

Jadi,tingkatan pertama itu membuka kesadaran diri, kemudian intermediate itu di-challenge untuk meng-influence orang terdekatnya dengan gerakan-gerakan positifnya. Kemudian level advanced itu kita challenge untuk bisa melakukan pengorganisasian. Jadi, dia punya gagasan, lalu gagasan itu bisa membesar, lalu dia bisa mengorganisir orang dan sumber daya yang dibutuhkan. Lalu level seterusnya itu dia sudah mulai fokus pada suatu isu gerakan tertentu lalu kita channel-kan kepada coach atau yang kami coaching sendiri. Istilahnya ada mentor.

Mentor-mentor ini siapa?

Mentor-mentor ini orang-orang yang sudah berhasil untuk mementori relawan-relawan kami pada fase untuk melahirkan gerakan-gerakan baru. Jadi, ada pendidikannya.

Kenapa tidak dikatakan seperti organisasi terstruktur pada umumnya? Lalu, kedepannya gerakan ini mau dibawa kemana?

Bedanya di Gerakan TurunTangan tidak ada hierarki terstruktur. Jadi, konsepnya lingkaran, yang dibentuk adalah ekosistem. Ada TurunTangan Pusat atau TurunTangan Palapa, itu dia hanya membantu pengadministrasian TurunTangan yang ada di daerah, tetapi dia tidak punya kuasa struktur, dalam arti bisa menginstruksi atau punya otoritas. Sebenarnya dia hanya meng-admin saja. Admin medsos, admin membantu desain, lebih ke administratur.

Di daerah ada koordinator, kita tidak sebut ketua. Koordinator hanya membantu mengadministrasi kegiatan, menentukan tempat rapat,jadwal,membantu komunikasi dan sebagainya. Tetapi yang kita kembangkan adalah ekosistem, suasana bagi relawan untuk mencurahkan gagasan lalu meng-exercise gagasan itu sampai mewujud dalam sebuah gerakan. Bedanya disitu, tidak ada struktur yang rigid. Tetapi, bahwa ini punya visi, tentu.

Jika pertanyaannya mau ke mana, kita ingin bangsa ini dipimpin oleh orang-orang yang memiliki track record baik. Karena untuk mencari orang baik, ukuran paling mudah itu adalah dengan melihat track record-nya.

Justru dengan mencetak sebanyak mungkin relawan, secara tidak langsung kita ini berkontribusi untuk melahirkan leader baru yang bukan karbitan. Tetapi dia punya dasar yang sangat kuat, sehingga kapanpun dia diberi kepercayaan oleh masyarakat untuk menjadi leader di sektornya masing-masing, dia sudah punya track record yang bagus.

Terlepas dari latar belakang ideologinya, latar belakang agamanya, etnisnya, di Gerakan TurunTangan ada semua. Karena gerakan ini yang dikedepankan itu aksi langsungnya. Sehingga terbentuk interaksi yang sehat, sehingga dinamis dan ide itu bisa bermunculan, pengalaman terakumulasi dan dibagikan ke yang lain.

Di gerakan ini apakah ada kongres atau sejenisnya?

TurunTangan tidak ada kongres, tidak ada politik internal. Yang ada adalah Gathering Nasional (GathNas) yang dihelat setahun sekali. Pertemuan ini berkeliling di setiap kota. Jadi, orang datang, buat seminar, report gerakan di masing-masing daerah, sebab gerakan di masing-masing daerah belum tentu sama, kemudian sharing gagasan.

Apakah ada fokus yang dikerjakan atau gerakan secara nasional untuk saat ini?

Tidak ada fokusnya, karena sangat variatif. Basisnya volunteerism. Jadi, masing-masing itu punya kegiatan sendiri-sendiri yang barangkali sektornya berbeda-beda. Ada daerah yang lagi terkena bencana, maka dia fokus ke bencananya. Seperti mengirim bantuan, ada daerah yang lagi fokus pada pendidikan,  dan seterusnya. Jadi ga ada yang menjadi fokus nasional.

Bahkan di TurunTangan, relawan itu bebas berpolitik, bebas berafiliasi dengan parpol manapun tanpa arahan tertentu. Bahkan bebas mendukung politisi tertentu. Yang penting ukurannya, orang itu dinilai baik, maka didorong. Jadi, tidak ada secara khusus didorong untuk melakukan ini.

Sebentar lagi negara kita akan menjalankan pesta demokrasi. Bagaimana Gerakan Turun Tangan memandang dan memposisikan diri dalam pesta demokrasi ini?

Pesta demokrasi hanya menjadi salah satu bagian negara. Artinya, Gerakan TurunTangan tidak terlalu intens untuk secara langsung dalam perhelatan itu. Dari hal itu, biasanya Gerakan TurunTangan mengambil posisi pada edukasi politiknya. Misalnya di pileg tahun kemarin, TurunTangan ambil bagian dalam politik lingkungan.

Misalnya, pada waktu itu gerakannya ada cabut paku pohon. Jadi, relawan-relawan TurunTangan di Palembang, Jakarta, dan beberapa daerah melakukan aksi keliling dengan membawa palu sama congkelannya untuk mencabut spanduk-spanduk yang dipaku di pohon. Kemudian pada poster-poster yang dipasang di pohon itu, dipasangin stiker lagi di wajahnya dengan tulisan: pohon saja disakiti apalagi rakyat. Jadi jangan pilih wakil rakyat yang cara kampanye saja sudah merusak lingkungan.

Pada posisi ini kita tidak peduli partai manapun, kita hanya mengingatkan masyarakat saja, kalau ada politisinya yang cara kampanyenya saja begitu jangan pilih. Ini contoh gerakan politiknya anak TurunTangan. Tetapi ada juga anak TurunTangan yang secara aktif dan langsung menggerakkan satu figur tertentu sampai running dan bahkan menjadi kepala daerah dan sukses dua periode. Karena dia merasa, figur ini punya track record yang bagus dan berpihak kepada masyarakat. Cara bergerak itu memakai cara yang ada di TurunTangan, tetapi dia tidak memakai simbol atau logo Gerakan Turun Tangan.

Cara berpikir, bersikap, bertindak dan strategi politik yang memakai cara Gerakan TurunTangan. Karena TurunTangan itu dengan pengalaman model gerakan, misalnya proses membawa isu, tapi tidak mengandalkan struktur, hal itu sangat bermanfaat bagi seseorang yang running dalam posisi politik tertentu. Ilmu itu bisa dipakai.

Misalnya bagaimana?

Misalnya, bagaimana cara memggerakkan relawan politik yang tidak harus berafiliasi kepada partai. Untuk ini, TurunTangan punya ilmunya. Ilmu ini belum tersistematisasi atau terdokumentasi dengan bagus, tetapi anak-anak TurunTangan yang sudah berproses lama, mengerti caranya. Nah, si kepala negara yang berhasil itu mengadopsi cara yang digunakan oleh TurunTangan. Jadi, dijadikan anak TurunTangan ini untuk me-lead cara mengelola branding, cara mengelola isu, cara menggerakkan masyarakat, sampai cara membuat jargon-jargon agar masuk dan diterima masyarakat, itu dia yang mengerjakan.

Harapannya apa terhadap gerakan ini?

Harapannya semakin banyak anak muda yang tergerak dengan pola-pola model TurunTangan tanpa harus pakai simbol atau bergabung dengan TurunTangan. Tapi, pola-pola, nilai-nilai TurunTangan, seperti independen, kalau ada masalah tidak hanya pangku tangan atau urun angan, tapi dia terlibat langsung, tidak apatis. Harapannya Indonesia semakin banyak memiliki anak muda seperti itu. Sehingga kedepannya, Indonesia akan panen pemimpin yang memiliki track record bagus, karena sejak mudanya sudah terbiasa untuk turun tangan.

M Chozin Amirullah

Profil Singkat

Masa kecil dan masa muda banyak dihabiskan di pesantren di Pekalongan dan Jombang. Menyelesaikan pendidikan sarjana di UGM, melanjutkan pascasarjana di Ohio University, USA. Pernah mendapatkan amanah sebagai Ketua Umum PBHMI 2009/2011 dan kini memimpin gerakan kerelawanan bernama Gerakan Turuntangan, yang mengajak anak muda untuk tidak hanya urun angan melainkan turun tangan langsung menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakat di sekitarnya.Saat ini Relawan Turuntangan tersebar di lebih dari 70 kota, mereka bergerak di bidang pendidikan, sosial, lingkungan, kesehatan dan pendidikan politik.

Profil Lengkap

Chozin memulai kariernya sebagai relawan pendidikan di Yayasan Nurani Dunia yang didirikan Prof. Imam Prasodjo. Sejak Agustus 2008 hingga Mei 2009, Chozin mengajar kursus gratis untuk anak-anak yang orang tuanya pecandu narkoba.

Chozin beralih ke Makassar sebagai Konsultan Publikasi Oxfam GB  untuk proyek penelitian mengenai akses dan pengembangan pasar pada masyarakat pesisir di kawasan Indonesia Timur di bulan Juni sampai Juli 2009. Dibulan Oktober 2009 sampai Februari 2010, Chozin bergabung menjadi Staf Ahli anggota DPR-RI Komisi I (bidang pertahanan, media, dan hubungan internasional). Sistem organisasi dan situs web anggota DPR yang dibuat oleh Beliau dan tim yang dipimpinnya mendapatkan penghargaan dari MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai web paling interaktif dan memuat hasil-hasil sidang secara up-to-date.

Selepas dari DPR RI, Chozin bergabungdengan Verité Inc, Fair Labor Worldwide, California dari September 2010 sampai Februari 2011 sebagai asisten peneliti, yang mana penelitiannya berfokus pada buruh anak di dunia nelayan Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara, di mana penelitian ini menjadi pelopor kebijakan pekerja anak untuk ILO.

Di tahun 2012 hingga 2013, Chozin bekerja sebagai Manajer Komunikasi AIFIS (American Institute for Indonesian Studies). Chozin juga menjadi Koordinator Regional untuk Program IGI di Kemitraan di periode Juli 2012 sampai Oktober 2013, setelah sebelumnya juga sempat aktif membantu di Agustus 2008 sampai Maret 2009.

Setelah meninggalkan karier di Kemitraan, Beliau bergabung menjadi staf  ahli Kemdikbud periode 2014-2016 dalam lingkup tugas stakeholder management. Setelahnya di tahun 2017 hingga sekarang, aktif  menjadi staf khusus Gubernur Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 2017-2022 di bidang politik dan stakeholder management.

Pengalaman Organisasi dan Gerakan Sosial

Chozin memiliki passion mendalam di bidang organisasi dan kerelawanan.Sejak 2006–2007 iaaktifmenjadi Direktur Program di Muslim Student Association of America and Canada, chapter Athens, Ohio, menjadiBendahara Umum di International Student Union (ISU) Ohio University 2007–2008, Ketua Umum PB HMI periode 2009–2011, dan Majelis Syuro IIFSO (the International Islamic Union of Youth and Student Organizations) 2010–2013.

Kini Beliau aktif mengomandani salah satu gerakan kerelawanan anak muda di seluruh Indonesia sebagai Ketua Gerakan TurunTangan sejak 2017 hingga sekarang.

Karya Ilmiah dan PublikasiBuku

Muhammad Chozin Amirullah turut menulis lima (5) karya ilmiah untuk beragam Konferensi Internasional dan lima (5) buku. Dua buku terbarunya adalah Sandi di Mata Relawan (2019) dan Selamat Datang Presiden Jokowi (2014). Ia aktif menjadi Ketua Gerakan TurunTangan akan peran penting dunia pendidikan sebagai pendorong Indonesia untuk menjadi negara maju.