Jakarta, Penaberita.id–Pagi menjelang siang. Hujan di langit selatan Jakarta baru saja redah. Beberapa anak muda tampak sedang bercakap-cakap. Ada juga yang sedang mengotak atik ketik laptopnya dan ada yang sedang larut dalam seruput kopi. Demikianlah setampak keseruan di Kafe Pedjuang! yang berlokasi di Jl Grafika No. 45 (di depan MRT Lebak Bulus), Pd. Pinang, Jakarta Selatan.
Memang kafe ini tergolong tempat ngopi dan nongkrong yang terbilang anyar serta baru akan diluncurkan (launching) besok, Rabu (22/2). Namun, tak sedikit masyarakat milenial yang sudah menjajal kafe ini. Pertanyaannya, seberapa menarik dan seberapa enak kopi di Kafe Pedjuang! Kenapa harus ngopi di sini?

Tempat Ngopi Semua Orang
Ketua Gerakan Turuntangan, M Chozin Amirullah mengatakan, kafe ini merupakan tempat ngopi bagi semua orang yang teridentifikasi atawa mengidentifikasi dirinya sebagai pejuang dalam arti yang luas: pejuang yang sedang memperjuang aspirasi politik, pejuang yang sedang memperjuangkan keberlanjutan dari bumi.
Selain itu, pejuang yang memperjuangkan kemanusiaan bahkan yang sedang memperjuangkan cintanya, anaknya, pejuang yang sedang memperjuangkan dirinya sendiri termasuk para pejuang relawan Anies Baswedan yang sedang memperjuangkan perubahan negeri ke arah yang lebih baik.
“Prinsip dasarnya, manusia itu pada hakekatnya pejuang dan orang-orang yang sukses itu mentalitasnya pejuang. Harapannya, di kafe ini para pejuang itu ketemu, ngopi, diskusi, menemukan gagasan baru,” katanya, Selasa (21/2).

Menyoal konsep, Chozin menuturkan, kafe Pedjuang! ini menerapkan konsep yang dibutuhkan oleh anak-anak kekinian atawa milenial, yakni santai, bersahabat dan keakraban. Tak heran jika di kafe tersebut pengunjung bisa memilih duduk lesehan dan bisa juga duduk di kursi sambil berdiskusi, bekerja atawa mengerjakan tugas sekolah serta kuliah. Bahkan untuk sekadar bertukar kabar sambil berkelakar bersama sanak sahabat, teman sekolah, kuliah, kerja, organisasi dan dengan siapapun.
“Makanya, mari datang dan buktikan. Dipastikan kenyamanan, keakraban dan kenikmatan menyeruput kopi itu pasti kalian dapat serta tasakan di kafe ini,” tuturnya.
Lebih lanjut Chozin menjelaskan, kafe ini juga menyediakan fasilitas co-working space, mushola, toilet dan kenyamanan. Tentu, kafe ini menjadi tempat yang pas bagi komunitas untuk rapat, bagi siapa saja buat acara dan segala macamnya.

Berkontribusi Bagi Perjuangan
Dari sisi bisnis kafe ini agak khas, karena ini adalah bisnis sosial. Memang ini bisnis, dikelola dengan managemen murni bisnis. Tetapi, sesungguhnya yang menjalankan adalah para aktivis sosial. Hasil dari bisnisnya diperuntukkan pada kegiatan-kegiatan pergerakan dari Gerakan Turuntangan.
“Jadi ini adalah bagian dari ikhtiar Gerakan Turuntangan untuk pembiayaan aktivitasnya dan untuk melatih para relawannya dalam berbisnis, jelasnya.
“Kalau belanja tempat lain hasilnya untuk kepentingan penjualnya. Kalau di sini, secara tidak langsung berkontribusi bagi para pejuang,” tambahnya.

Pun Chozin berharap Kafe Pedjuang! tersebut bisa laris, bisa memfasilitasi banyak komunitas, aktivis sosial untuk bisa berdiskusi dan berkarya di sini.
“Hal ini kita sebut benifit non material,. Tunggu apa lagi, mari mari sini. Yang jauh merapat, yang dekat mari kita berdiskusi,” tuntasnya. *** Frans P