Siang itu, langit cukup teduh dan cocok untuk bersantai, bersantap sambil bercakap-cakap di Canting Restoran, Teraskita Hotel Jakarta yang terletak di Jl. Letjen Mt. Haryono No.Kav.10A, Cawang, Jatinegara, Jakarta Timur.
Desain interiornya yang mengusung konsep modern minimalis ditambah dengan ornamen-ornamen kayu, membuat restoran ini menjadi elegan (mewah) serta nyaman sebagai tempat bersantap sambil bercakap-cakap. Selain itu mata dan lidah kita (pengunjung) restoran akan semakin dimanjakan dengan barisan menu santap makanan-makan tradisional alias makanan khas Nusantara.
Public Relations & Digital Marketing Manager Teraskita Hotel Jakarta, Imanuelia Kristi menyebutkan, Teraskita Hotel Jakarta merupakan hotel bisnis, hotel bintang tiga plus yang memiliki target market business travelers. Jadi targetnya adalah masyarakat pekerja yang ada di sekitaran hotel baik dari government maupun dari corporate. Jika diterjemahkan secara harfiah, Canting artinya rumah makan, bisa juga tempat untuk membantik. Jadi, dari namanya saja kita sudah pakai bahasa tradisional, yakni Bahasa Jawa, maka konsep makanan yang diusung dari restoran ini adalah makanan tradisional (traditional food).

“Tak heran, jika 90 persen pengunjung dari hotel dan restoran ini adalah domestik. Sedangkan sepuluh persennya lagi tamu internasional (ekspatriat) alias bule-bule,” sebutnya belum lama ini.
Lebih lanjut, Imanuelia Kristi atau yang akrab disapa Mba Lia ini menjelaskan, restoran yang memiliki dua ruangan (indoor-outdoor) ini secara physical distancing restoran tersebut bisa menampung hingga 80 tamu. Yang tidak kalah pentingnya lagi, restoran ini bisa dipergunakan sebagai tempat perayaan ulang tahun, seminar, diskusi, arisan, acara komunitas, reuni, pertunangan, pernikahan dan social event lainnya. Untuk kegiatan dengan semi standing bisa menampung hingga 200-250 tamu.
“Dari sisi kapasitas, kita paling besar kapasitasnya, karena satu lantai penuh di lantai tujuh dikhususkan hanya untuk restoran”jelasnya.
Lia mengungkapkan, restoran yang buka dari pukul 06.00 pagi hingga 22.00 malam ini tak hanya melayani tamu-tamu yang menginap di hotel saja. Tamu-tamu yang ingin bersantap atau sekadar kongkow dengan orang-orang terkasih maupun teman juga dapat menikmati sajian nikmat dan sehat. “Jadi restoran ini terbuka untuk umum juga,”ungkapnya.
Dituturkan Lia, restoran yang menawarkan aneka menu tradisonal ini juga menawarkan pemandangan (view) yang cantik dan instagramable. Jika sore atau pagi hari tamu restoran ditawarkan dengan pemandangan Gunung Salak serta aktivitas jalan raya Jakarta Timur. “Jadi, di mana lagi bisa didapat, bersantap sambil menatap kemolekan Gunung Salak,” tuturnya.

Soal menu, pihaknya banyak menawarkan variasi menu makanan Nusantara yang rasanya sangat akrab di lidah orang-orang Indonesia. Dengan kata lain, soal rasa dari menu-menu khas Indonesia ini tidak diragukan lagi, karena rasanya Indonesia banget.“Karena rasa setiap makanannya sangat Indonesia, tak heran jika banyak tamu, baik yang ada acara maupun sekadar untuk bersantap dan kongkow yang datang untuk ketiga kali, keempat kali dan bahkan berkali-kali ke restoran ini,” paparnya.
Bersantap Dengan Nikmat dan Sehat
Selain menawarkan menu-menu tradisional, restoran ini juga menawarkan aneka santapan barat (western), mulai dari menu Asia, Italia, Amerika dan menu-menu barat lainnya. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi sekaligus memanjakan lidah para pecinta western food.
Menyoal menu, Sous Chef Canting Restoran, Heru Sudrajat mengatakan, menu andalan sekaligus menu favorit dari para pengunjung restoran ini adalah iga bakar langensari. Menu ini menjadi lebih dominan atau sangat disukai oleh para tamu karena sangat tradisional dan rasanya sangat kuat dalam memanjakan serta memuaskan lidah para tamu.
“Karena daging impor berkualitas, tekstur dari dagingnya cantik, dagingnya cukup tebal namun empuk, kuahnya kental, lemaknya sedikit, rempah-rempahnya sangat lekat di lidah,” katanya.
Tak heran, lanjutnya, jika iga bakar langensari ini tidak pernah bergeser dari posisi menu terfavorit dari para tamu atau tidak pernah bergeser dari top ten menu. Karena sering dipesan para tamu, dalam sehari, pihaknya mengolah sebanyak 15 hingga 25 kg daging sapi impor pilihan. “Untuk harga menu ini sangat terjangkau, yakni Rp 150.000/perporsi,” imbuhnya.
Menu andalan sekaligus favorit berikutnya adalah sup iga teraskita dengan harga Rp 150.000. Dalam pengolahannya, sup ini juga menggunakan bahan dasar daging sapi impor yang ketika mengolah daging tidak menyusut banyak, memiliki serat berkualitas, proses perebusannya tidak lama, lembut dan empuk, namun tekstur daging tetap terjaga.
Menu andalan sekaligus favorit selanjutnya, yakni nasi goreng kampung harganya di bawah Rp 150.000. Menu ini mengangkat kerinduan dari setiap tamu akan nasi goreng yang ada di kampung halamannya. Jika dilihat kasat mata, nasi gorengnya berwarna coklat, ada ayam goreng kalasan, telur mata sapi, sate ayam dan akan semakin lengkap dan nikmat disantap dengan sambal terasi.
Setelah puas menyantap aneka kuliner tradisional tadi, untuk menetralisir atau lebih tepatnya menjaga keseimbangan kesehatan pengunjung, pihaknya juga menawarkan aneka minuman sehat (healthy drink) yang juga kerap diburu para tamu restoran. Minuman pertama tidak lain dan tidak bukan green number 7. Minuman dengan harga Rp 60.000 ini, ujar Chef Heru, perpaduan antara sayuran pokcoy dan sayuran lainnya serta buah kiwi serta perasan lemon segar. Minuman ini menawarkan rasa yang nikmat dan segar di lidah juga dipercaya bisa menetralisir.
“Di sini para tamu tak sekadar makan nikmat, tapi kesehatannya juga kita jaga, salah satunya dengan menawarkan minuman sehat. Jadi, tunggu apa lagi, kalau mau bersantap dengan nikmat dan sehat, datanglah ke Canting Restoran Teraskita Hotel,” pungkasnya.
Penulis: Frans P
Foto: Dok. Canting Restoran Teraskita Hotel Jakarta
